Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah sebuah perbuatan yang melanggar norma, aturan, atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak ke dewasa. Kenakalan remaja membawa pengaruh buruk bagi dirinya sendiri maupun orang di sekitarnya. Contoh kenakalan remaja saat ini yaitu penyalahgunaan narkoba, seks bebas, dan tawuran antar pelajar.
Kenakalan tersebut terjadi karena beberapa faktor. Bisa disebabkan dari dirinya sendiri (internal), maupun dari luar (eksternal). Contoh faktor internal adalah krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Krisis identitas : perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadi 2 bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
Kontrol diri yang lemah : remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang baik dan buruk akan terseret pada perilaku nakal. Begitupun juga bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan 2 tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku dengan pengetahuannya.
Contoh faktor eksternal adalah keluarga dan perceraian orangtua, pergaulan yang tidak baik, dan lingkungan yang kurang baik. Keluarga dan perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja adalah :
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komukatif, dan nyaman bagi remaja. Kemauan remaja untuk membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh dengan teman sebaya yang kurang baik.
3. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.